15 Januari 2016

Banten dalam Perspektif Arkeologi

Oleh Moh. Ali Fadillah

Secara geografis daerah Banten mempunyai posisi penting dalam peta wilayah Indonesia. Pada masa modern tampak, karena letaknya itu, daratan Banten yang dalam peta-peta awal Portugis (awal abad XVI) diperkenalkan sebagai salah satu  spice island, merupakan tempat transit utama yang menghubungkan wilayah barat dan timur Indonesia. Dalam pandangan ahli prasejarah, Pulau Jawa dan Sumatra ini juga dikenal sebagai salah satu  ˝jembatan darat˝  bagi migrasi manusia purba dari barat ke timur. Daerah Banten khususnya, pada beberapa dekade terakhir telah menjadi kawasan industri, perdagangan serta agribisnis sehingga memungkinkan Banten menjadiinteraction sphere cukup pesat dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Jawa Barat; dengan pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. 

Tentang Sadar wisata dan Desa Wisata

Banyak hal yang dapat dilakukan dengan pariwisata, dari mulai menjual Objek dan daya tarik wisata hingga pendukung lainnya yang berkaitan dengan pariwisata. Sebuah citra yang ditimbulkan atau dimunculkan haruslah menjadi daya tarik tersendiri dan menjadikannya unik sehingga dapat memancing wisatawan untuk mengunjunginya. hal yang dapat dilakukan dengan kegiatan diatas lebih mudahnya dicontohkan kepada pngelolaan desa wisata, dimana scara garis besar desa wisata adalah sebuah tempat/desa yang terdiri dari beberapa kampung yang di dalamnya memiliki potensi dan daya tarik wisata, serta masyarakatnya memiliki pengetahuan mengenai sadar wisata dan sapta pesona. Pengetahuan akan sadar wisata dan sapta pesona sangatlah penting diketahui apalagi bagi pelaku-pelaku pariwisata juga para pendukung pariwisata yang ada di desa wisata, betapa tidak, bahwa kedua unsur itulah yang menjadikan ruhnya pariwisata agar bisa hidup dan berjalan dengan baik.

Ikhtisar Sejarah Banten (Pra-Islam)

Dalam perjalanan sejarah itu Banten pernah mengalami masa keemasan sebagai salah satu kesultanan terbesar di Nusantara. Era keemasan Banten bisa dicapai tidak semata-mata karena Banten terletak pada tempat yang strategis, melainkan juga karena kemampuan pemimpin dan rakyatnya yang telah berhasil menjadikan Banten sebagai salah satu kota besar dan pelabuhan internasional di Asia Tenggara. Pada masa itu banyak pedagang dari berbagai negara di Asia Timur, India, Timur Tengah bahkan juga Eropa berdatangan dan turut mengambil bagian dalam aktivitas perdagangan di pelabuhan dan sekaligus meramaikan kehidupan kota di ibukota Kesultanan Banten. Namun kemajuan ekonomi Banten itu tidak datang secara tiba-tiba, tetapi jauh sebelum Kesultanan Banten berdiri, pelabuhan Banten telah dikenal sebagai salah satu penghasil beras dan rempah-rempah terutama lada hitam. 

21 Mei 2014

PRASASTI BATU TULIS MUNJUL-PANDEGLANG


Kula izin ka mang Dadan, ndek naekeun tulisan ieu supaya bisa dibaca ku kabehan.

Dibuat Oleh: Dadan Sujana
ditulis ulang ku kuring (Kang Imang)

Pesta baru saja usai. Para ponggawa kerajaan sibuk merapikan bekas perhelatan besar. Kapal-kapal delegasi negara-negara sahabat, menarik jangkar meninggalkan bibir pelabuhan kerajaan, yang baru saja usai diresmikan Sang Maharaja. Pelabuhan yang pengerjaannya dimulai mulai tanggal 7 bagian terang bulan Margasia 320 Saka (15 Desember 398 Masehi), dan selesai satu tahun kemudian, yaitu tanggal 14 bagian terang bulan Posya tahun 321 Saka (11 November 399 Masehi) berada di pesisir utara Jawadwipa, tak jauh dari istana raja.

08 Mei 2014

Tentang Banten

Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang.


Masjid Agung Banten, seb. 1926