04 April 2022

BATU KALIMAYA (Batu mulia khas Tanah Banten)

Kalimaya berasal dari nama Kali dan maya (Kali Maja), Kali maja sendiri adalah lokasi pertama dimana batu ini ditemukan yang terletak di Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Kalimaya adalah merupakan salah satu jenis batu mulia atau dikenal juga dengan batu permata yang secara global atau mendunia lebih dikenal dengan nama opal. Jenis batu ini memiliki kelebihan diantara batu mulia yang lain karena didalam batu ini terdapat permainan warna dikarenakan sifat optiknya yang sangat unik. Jika anda memiliki Batu Kalimaya atau opalm anda dapat melihat dan juga menyaksikan indahnya mirah delima, zamrud, topas, kecubung dan semua warna cemerlang dari batu permata lain, sehingga seorang maestro drama Shakespeare menyanjung batu kalimaya/opal ini sebagai “Queen of Gems” atau ratunya permata.

Sejauh ini catatan-catatan tentang penemuan kalimaya atau opal di Nusantara atau secara khususnya di Indonesia hanya bisa ditemukan di daerah Banten, tepatnya di empat wilayah kecamatan di Kabupeten Lebak, Provinsi Banten, yaitu Kecamatan Maja, Kecamatan Cimarga, Kecamatan Sajira, dan kecamatan Curugbitung, pada keempat kecamatan tersebut sampai saat ini masih dilakukan penggalian kalimaya atau opal dan telah banyak menghasilkan berbagai jenis kalimaya yang sangat berharga di pasaran batu permata, bahkan siapa sangka harganya mampu melampaui opal yang berasal dari negara lain seperti Australia atau Afrika. Salah satu tempat penggalian yang cukup produktif, yaitu di Ciluwuk, yang berada sekitar aliran sungai Ciberang.

untuk pengelompokan jenis, kalimaya di kalangan pelaku usaha diklasifikasikan ke dalam 5 jenis yaitu :

  1. Kalimaya susu, yaitu kalimaya yang warna dasarnya menyerupai susu dengan warna warni lain yang terlihat berkilauan didalamnya
  2. Kalimaya kristal adalah kalimaya yang berwarna bening/transparan kehijauan atau kecoklatan dihiasi dengan warna-warni lain apabila terkena cahaya
  3. Kalimaya teh, berwarna dasar seperti air teh 
  4. Kalimaya hitam, berwarna dasar hitam; dan
  5. Kalimaya bunglon yang memiliki sifat optic khusus yaitu berkabut bila terkena air, tapi dalam keadaan kering akan menampilkan keindahannya

    Kalimaya Susu                            Kalimaya Kristal

    Kalimaya Teh                                Black Opal/Kalimaya Hitam

    Kalimaya Bunglon

Dataran tanag di Banten diduga muncul sebagai wilayah daratan sejak kurang lebih sekitar 40 juta tahunan yang lalu, yaitu dari aktifitas gunung api yang berada di wilayah Cikotok dan sekitarnya yang muncul ke permukaan, melelehkan lava serta menyemburkan dan menebarkan material vulkanik berupa breksi gunung api dan tufa (abu gunung api). Formasi batuan ini dikenal sebagai Formasi Cikotok yang pembentukannya berlangsung sejak akhir Eosen hingga pertengahan Oligosen (40 – 30 juta tahun yang lalu), ini bisa jadi merupakan inti dari pulau Jawa karena tidak dijumpainya batuan yang diendapkan di lingkungan darat pada kisaran waktu tersebut melainkan yang ada di Cikotok. Setelah kurun waktu tersebut barulah daratan meluas sebagai akibat dari aktifitas magmatik dan tektonik. Pulau Jawa merupakan bagian dari busur magmatik yang membentang dari ujung Pulau Sumatera hingga Kepulauan Nusa Tenggara yang dikenal pula sebagai bagian dari sistem Cincin Api “ring of fire” 

Sebagian pengkoleksi dan juga penggemar batu Kalimaya atau Opal menyakini nama opal sendiri diambil dari istilah Bangsa Romawi yakni mengacu pada Black Opali atau Dewi Kesuburan yang juga menjadi istri dari Saturnus. Namun selain itu juga ada yang berpendapat penggunaan nama black opal berasal dari bahasa Yunani, yaitu "opillos" yang memiliki 2 makna. Makna pertama yaitu berarti melihat. Dan makna kedua adalah berarti perubahan. Penggunaan nama ini sudah barang tentu berpatokan kepada karakteristik batu ini yang mengalami perubahan warna jika dilihat dan terpapar cahaya. Namun, ada juga pendapat yang mengatakan nama black opal berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Upala.

Pendapat nama black opal yang mengkaitkan nama tersebut berasal dari bahasa Sansekerta karena mengacu pada catatan Romawi ditahun 250 oleh Skala Mohs. Sebelumnya batu itu (Kalimaya/Opal) memiliki nama yang cukup beragam dan setelah 250 SM kemudian dibakukan menjadi black opal. Dan dalam catatan itu disebutkan jika black opal didatangkan oleh pedagang Bosporus yang mengaku memasok black opal dari tanah India. Batu Kalimaya atau Black Opal sendiri memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dari jenis batu permata lainnya. Namun perpaduan warna hitam dan merah adalah jenis yang langka. Sedangkan dipasaran, banyak ditemukan kalimaya yang memiliki perpaduan warna putih dan hijau.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar